Prestasi BuluTangkis Indonesia Masih Kalah Jauh Dibandingkan Tiongkok
Kalau berbicara bulutangkis atau badminton, ada dua negara yang dianggap paling kuat di bidang ini: Indonesia dan Tiongkok. Dalam berbagai ajang beregu dan perorangan, kedua negara selalu bersaing. Namun di antara kedua negara, siapa yang lebih hebat?
Indonesia pertama kali merebut Piala Thomas pada 1958. Juara All England pertama diraih Tan Joe Hok pada 1959. Bahkan Rudy Hartono meraih 8 kali juara All England. Sementara Tiongkok pertama kali meraih juara All England pada 1982 lewat Zhang Ailing (tunggal putri) dan Lin Ying/Wu Dixi (ganda putri).
Catatan menyebutkan Indonesia dan Tiongkok menjadi anggota organisasi bulutangkis internasional dalam waktu berbeda. Indonesia mulai bernaung di bawah IBF (International Badminton Federation) pada 1953.
Ketika itu Tiongkok belum menjadi anggota, akibatnya tidak bisa mengikuti ajang internasional, seperti All England, Piala Thomas, Piala Uber, dan turnamen perorangan lain.
Pada 1970-an di dunia bulutangkis muncul persoalan politik soal Taiwan dan Tiongkok. Karena Tiongkok konflik dengan IBF soal masalah Taiwan itu, maka dibentuklah badan tandingan BWF (Badminton World Federation). Pada 1981 IBF merger dengan BWF, lalu sejak 2005 nama organisasi yang dipakai BWF.
Sejak 1982 Tiongkok mulai mengikuti kejuaraan internasional. Saat itu juga untuk pertama kalinya Tiongkok meraih Piala Thomas dengan mengalahkan Indonesia 5-4. Ketika itu pertandingan memakan waktu dua hari dalam format sembilan partai (5 tunggal dan 4 ganda).
Hingga 2021 ini Tiongkok telah 10 kali meraih Piala Thomas. Indonesia sendiri sejak merebut Piala Thomas pada 1958, sudah 14 kali memegang piala itu. Namun kalau dihitung sejak 1982, saat Tiongkok pertama kali ikut, Indonesia baru meraih tujuh kali.
Terakhir Indonesia meraih Piala Thomas pada 2021 lalu di Denmark setelah mengalahkan Tiongkok 3-0. Boleh dikatakan dalam Piala Thomas Tiongkok unggul atas Indonesia.
Yang memrihatinkan justru di sektor putri. Sepanjang berjuang merebut Piala Uber, Indonesia baru dua kali merasakan piala itu. Sebaliknya Tiongkok sudah 15 kali. Bahkan prestasi Indonesia dilampaui oleh Jepang yang enam kali merebut Piala Uber. Tiongkok unggul lagi atas Indonesia.
Peringkat dalam All England sejak penyelenggaraan pertama kali (Sumber: id.wikipedia)
Sekarang kita lihat siapa-siapa saja yang pernah menjadi juara All England di tunggal putra/putri, ganda putra/putri, dan ganda campuran. Sebagaimana tertulis dalam Wikipedia, ternyata Tiongkok memiliki poin total 85, sedangkan Indonesia 48. Poin tersebut diperoleh sejak All England pertama.
Bayangkan kalau dihitung sejak 1982, ketika Tiongkok mulai ikut bertanding, tentu poin Indonesia jauh di bawah itu. Ironisnya, sejak 1982 pemain-pemain Indonesia belum pernah merebut juara ganda putri. Indonesia hanya unggul di ganda putra dengan perolehan 11 : 6. Artinya Indonesia 11 kali dan Tiongkok 6 kali.
Dalam ajang-ajang lain seperti Asian Games, Olimpiade, dan kejuaraan perorangan, prestasi pebulutangkis Indonesia pun masih kalah jauh dibandingkan Tiongkok. Tentu sudah saatnya kita berbenah diri.***
Baca juga: Ferran Torres di Aston Villa